kehormatan keberadaannya

dan dia berkata pada ku
bagaimana? lalau seperti apa
aku pun memperkenalkan diriku dengan nada terendah
menaruh hormat padanya,
yang ada dimataku hanya ada dia,

dengan sepenuhnya hormatku padanya aku menaruh harap
lalu senyumnya itu yang membuatnya seperti teka-teki yang sulit di pecahkan
picingan matanya membuatku bertanya lagi, cukupkah aku untuknya?
lalu lagi-lagi senyumnya membuatku ragu,
dia itu tahu tentang ku atau tidak,
apa aku perlu memperkenalkan diriku kembali
dan apa aku perlu berucap

berucap tentang keberadaanku,
tantang dirinya pada ku..

Komentar

Postingan Populer