Cinta Itu Bukan Api yang Membakar

Cinta.
seorang sahabat mengatakan cinta itu seperti api yang selalu memiliki arti yang ambigu dengan dua sisinya.
tapi aku bilang., "tidak, mereka tidak sama"
ia mengerutkan dahi dan berkata, "mereka sama, sama-sama dapat melukai. ketika api bisa menghangatkan ia pun bisa membakar".
aku menggeleng dan berkata "bisakah kau mendefinisikan hakekat cinta? karena sesungguhnya hakekat itu berarti memiliki satu arti".
sahabatku menjawab "cinta adalah kasih sayang yang mendalam"
dan aku menimpali, "saat kau mendengar kata kasih sayang, adakah sifat negatif dari hal itu yang terbersit dalam fikiranmu? apakah hal itu sama ketika kau mendengar kata api?"
"hemm, ketika aku mendengar kata kasih sayang, yang terbersit dalam pikirku adalah, damai, nyaman dan tenang. ketika aku mendengar kata api, yang terbersit dalam benakku adalah, hangat, dan membakar"

aku tersenyum dan mencoba menyimpulkannya,
"ketika CINTA yang kau ucap, maka yang terbersit adalah hal-hal yang indah bukan hal-hal yang menyakitkan, maka cinta hakitannya adalah kasih sayang yang seutuhnya, titik"
"sedangkan ketika kau pengucapkan kata API, maka yang akan kau rasakan, adalah hangat yang berkelanjutan menjadi panas yang membakar"

sahabatku terdiam sebentar menerawang jauh keluar jendela, lalu ia berkata, "hemm, lalu bagaimana dengan Cinta yang membuat orang terpuruk? orang yang sedang dimabuk asmara acap kali sering mengalami kekecewaan dan keterpurukan"
aku tersenyum dan menjawabnya, "kau baru saja mengatakannya, sesungguhnya yang ia alami bukan CINTA, yang ia alami adalah KEKECEWAAN dan KETERPURUKAN yang muncul sebagai akibat dari ketidakutuhan rasa kasih sayang. berarti itu bukan cinta, karena seperti yang kita bahas tadi , yaitu, Cinta adalah suatu keutuhan kasih sayang. ketika ia tidak utuh, maka ia bukanlah CINTA"

senyum mulai sedikit tersungging di bibirnya "hemm, aku dapatkan intinya sekarang. Ketika seseorang terpuruk dan menganggapnya karena CInta yang kejam, maka ia salah, yang sebenarnya ia rasakan bukanlah cinta, tapi kekecewaan."
"ya, yang ia rasakan bukanlah cinta, namun kekecewaan. jadi jangan salahkan cinta dan menolaknya, karena ia tidak salah, yang salah adalah kita yang mau di rasuki dengan perasaan perusak cinta, kalau pun hal-hal itu datang, biarlah cinta yang menetralisir hati kita, sehingga cinta itu tetap dapat kita rasakan".

Perpustakaan Pusat UMS
Solo 241011
perbincangan dengan sahabat

Komentar

Postingan Populer