Ketika bertemu akhirnya waktu
Entah
waktu atau apa yang menafsirkan segala ego yang kita miliki, yang seharusnya
hanya sesaat saja terlewat begitu saja. Kala matahari dengan cepat menjadi
panas dan tak terarah lagi.
Haluan
ku tak berubah atas cinta yang kau beri, hanya saja aku tak tahu bagaimana cara
mengikat hatiku ini pada rasa yang lebih abadi, rasa yang seharusnya seutuhnya
menjadi milik seseorang. Aku hanya tak tahu atau mungkin belum tahu bagaimana
jika aku mengikat rasa kebebasanku ini padamu. Aku hanya tak tahu bangaimana harus
memangkas rasa yang ada.
Waktu
itu pukul satu siang, saat tatapanmu bertemu dengan sekilas pandanganku. Hanya sekulas
lalu berlalu. Aku hanya tak tahu bagaimana melepaskan pandangan darimu. Melepas
luka yang saat itu ingin kulepaskan. Seperti wajah-wajah lama tak tersenyum. Seperti
wabah yang menyebar dan ingin keluar.
Waktu
itu pukul enam, saat adzan berkumandang, saat kau menantiku sendiri disana. Aku
hanya tak tahu apakah hanrus lari karena kau ada dihadapku, atau berlari
kearahmu dan menghampirimu. Hingga kita berpindah waktu dan menentramkan hati
kita masing-masing dalam sisi kita masing-masing.
Waktu
itu pukul delapan malam, saat kita bertautan, dan sepakat akan apa yang kita
rasakan. Aku hanya tak paham apa perbedaan waktu dan rasa saat itu. Aku hanya
tak paham untuk membedakannya, saat itu kita pun sepakat untuk menjadi satu
paket.
Komentar