Melambatkan senja setelah pagi yang tergesa
Pagi dimulai dengan tersentak.
Mulai sadar dalam beberapa menit.
Namun kaki tak segera melangkah pergi,
Karena tangan lebih cepat menyambar.
Langkah akhirnya bergerak meninggalkan barak.
Manuju satu-satu rencana yang telah tersusun.
Mulai dari menyapa Nya, yang sejenak hilang dari radar
Lalu perlahan hadir, lalu pergi lali dari kepala.
Radar mulai bergerak ke kotak-kotak lain yang menjadi tempat menuju
kotak yang penuh sesak dengan rencana impian.
Impian tentang diri sendiri, tentang anak-anak orang lain, atau tentang mimpi-mimpi penuh ambisi, yang juga perwujudannya harus kita wujudkan.
Jalan menuju kotak-kotak mimpi itu penuh dengan huru hara
Satu melaju karena terburu,
Satu melambat karena radar masih tertinggal dibarak-barak malam.
Satu lagi sudah siap dengan senyum penuh mimpi.
Namun semua tampak tergesa.
Pagi yang penuh ambisi, selalu saja penuh huru hara dan orang tergesa.
Menjalang siang, semua mulai tak sadarkan diri,
Tak lagi ingat tentang mimpi, mungkin.
Karena hari hanya menuntut untuk dilalui.
Komentar