Ibarat Rumah

Ibarat sebuah rumah, pertemuan ini begitu dirindukan semua orang. Rumah dengan taman yang hijau, kicau burung, derak air, dan canda anak-anak.

Semua ibaratkan pertemuan selayak rumah. Lewat jendela, kita bisa melihat indahnya gunung Lawu, Merapi dan Merbabu. Lewat pintu utamanya, kita mempersilahkan orang yang lewat mengintip isi dalam rumah ini.
Canda tawa anak dan kicau riang burung, mengiringi pertemuan ini, entah sampai kapan semua bertemu kembali dalam ruang, dan waktu yang sama.
Aku akan sertakan meja, kursi, perabot dapur dan lampu yang selalu menerangi isi rumah kita. Selayaknya senja, aku kirimkan potongan puzzle yang harus kau susun sesuai dengan apa yang kita cita-citakan dulu.
Rawatlah rumah ini, seperti engkau merawat tubuh dan pikiranmu, jangan biarkan rumah yang telah kita bangun lewat kucuran keringat ini amblas ke tanah, luluh, lantah, bak entah.
Rawatlah pertemuan ini, dan kenanglah, karena setelah kita melalui jembatan itu, tak mungkin kita kembali lagi.

Buitenzorg, 200308
Dony P. Herwanto
Di bacakan saat Reuni Alumni Fak. Psikologi UMS 21 Maret 2008 di Solo

dikutip dari : Jiwafreud.blogspot.com

Komentar

Postingan Populer